Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, mengungkapkan ketidaksetujuannya terhadap proposal Uni Eropa yang bertujuan mengatur kontrol pesan.
Baca Juga
Baru-baru ini, Uni Eropa mengajukan ‘perintah deteksi’ baru yang memungkinkan lembaga pemerintah memeriksa pesan, berkas, dan foto di layanan pesan terenkripsi seperti WhatsApp dan Signal.
Buterin secara tidak langsung mendukung penolakan proposal tersebut, melihatnya sebagai langkah positif untuk melindungi hak privasi. Dalam komentarnya di X, Buterin menekankan pentingnya bersiap menghadapi ancaman pelanggaran privasi di masa depan, terutama dengan teknologi yang berkembang pesat menuju kemampuan membaca pikiran.
Recent news of EU chat control proposals failing feels like a significant win. Really grateful to see so many people working hard to make this outcome happen, and congratulations to Europeans. https://t.co/61QHsBdib2
— vitalik.eth (@VitalikButerin) July 6, 2024
Rencana Uni Eropa untuk mengontrol pesan pribadi melalui undang-undang baru telah memicu penolakan keras, terutama dari kelompok pendukung privasi seperti Electronic Frontier Foundation (EFF) dan penyedia layanan pesan terenkripsi. Usulan ini bertentangan dengan prinsip enkripsi ujung ke ujung yang memastikan hanya pengirim dan penerima pesan yang dapat membacanya.
Uni Eropa juga berencana menggunakan kecerdasan buatan untuk memindai pesan guna mencari materi yang berhubungan dengan pelecehan seksual anak. Namun, para kritikus khawatir ini dapat membuka jalan bagi pengawasan publik yang meluas. Banyak pihak telah mengorganisir petisi dan demonstrasi sebagai bentuk penolakan, dengan kampanye seperti ‘Jangan Pindai Saya’ memainkan peran besar dalam mendorong penarikan usulan tersebut. (AP)