Coinbiograph.com – “Bitcoin tidak akan pernah mencapai $100.000!” begitu ujar Peter Schiff dengan lantang pada 2019. Di mata sang evangelis emas dan manajer dana blak-blakan ini, Bitcoin hanyalah “emas palsu digital”—spekulasi murni, gelembung besar yang ditakdirkan untuk meledak. Namun dunia keuangan penuh kejutan. Pada akhir 2024, justru perusahaan yang ia dirikan dan pimpin, Euro Pacific Asset Management, tercatat memiliki eksposur langsung terhadap obligasi yang… didukung oleh Bitcoin.
Iya, benar. Pria yang selama bertahun-tahun mencela dan mengejek Bitcoin kini ternyata (secara tidak langsung) membiayai pertumbuhan aset yang ia benci mati-matian.
Obligasi Bitcoin yang Tak Terduga
Akar dari kisah ini terletak pada Samara Asset Group plc, manajer aset Eropa yang pada November 2024 menerbitkan Obligasi Bitcoin pertama di Eropa. Instrumen ini, yang terdaftar dengan ISIN NO0013364398, adalah surat utang senior beragunan selama lima tahun, dengan kupon tahunan 10,062%. Tak hanya itu, obligasi ini dilengkapi insentif unik: premi tambahan sebesar 0,25% atas pokok untuk setiap kenaikan €0,25 dalam Nilai Aktiva Bersih (NAV) Samara per saham. Dengan hasil penjualan sebesar €20 juta, Samara kemudian membeli sekitar 76 BTC dan berinvestasi ke berbagai dana ventura berbasis kripto.
CEO Samara, Patrick Lowry, menyebut langkah ini sebagai adaptasi langsung dari “buku pedoman Michael Saylor”—sebuah strategi berani yang menjadikan Bitcoin sebagai aset cadangan utama perusahaan. Agunan obligasi ini juga tak main-main: portofolio investasi senilai €150 juta dijaminkan ke dalam SPV khusus, menciptakan rasio pinjaman terhadap nilai (LTV) hanya 13,3%.
Dengan kata lain, ini adalah produk keuangan berbasis Bitcoin yang matang, terlindungi, dan sangat menjanjikan—setidaknya di mata para investor hasil tinggi.
Namun tak ada yang menduga bahwa salah satu pembelinya adalah… Euro Pacific Asset Management milik Peter Schiff.
Taruhan Bitcoin Tersembunyi di EuroPac
Dalam pengajuan Formulir N-PORT P yang diwajibkan oleh SEC, EuroPac International Bond Fund—produk unggulan Euro Pacific Asset Management—tercatat memegang €800.000 dari obligasi Samara. Pada saat pelaporan, nilainya setara dengan $870.000, atau sekitar 1,58% dari total aset bersih dana tersebut.
Dana ini, sesuai strategi makro Schiff, biasanya berinvestasi pada utang negara dan korporasi non-AS. Fokusnya adalah lindung nilai terhadap inflasi dan devaluasi dolar AS, bukan teknologi spekulatif. Tapi di tengah iklim suku bunga tinggi dan hasil obligasi yang menggiurkan, keputusan manajerial tampaknya melampaui ideologi. Manajer bersama EuroPac seperti Jim Nelson dan Steve Kleckner kemungkinan besar melihat obligasi Samara sebagai kesempatan taktis—bukan transformasi ideologis.
Namun tetap saja: fakta bahwa dana milik Schiff mendanai perusahaan yang membeli Bitcoin sebagai aset utama adalah potongan ironi paling lezat dalam dunia finansial modern.
Apakah Ini Kemunafikan atau Sekadar Bisnis?

Peter D. Schiff mungkin tidak secara pribadi menyetujui alokasi ini. Ia tetap konsisten dalam retorikanya, menyebut Bitcoin sebagai aset tanpa nilai intrinsik bahkan setelah BTC melampaui $100.000 pada Desember 2024. Dalam tweet-nya, Schiff bahkan menuduh lonjakan harga Bitcoin didorong oleh suap dan kolusi.
Namun pasar memiliki cara unik untuk menguji batas keyakinan. Realitas hasil yang menarik, risiko terkendali, dan agunan solid bisa membuat bahkan penentang paling keras pun membuka celah pragmatisme. Fakta bahwa nama Peter Schiff kini secara tidak langsung melekat pada ekosistem Bitcoin mungkin tidak akan ia akui secara terbuka, tapi angka di laporan SEC tidak bisa disangkal.
Bitcoin, tampaknya, adalah gravitasi finansial yang bahkan para pengkritiknya tak mampu hindari selamanya.
Ketika Ideologi Diuji Realitas
Kisah ini lebih dari sekadar ironi personal. Ini adalah representasi dari transformasi yang lebih luas: bagaimana Bitcoin, dari yang dulunya dianggap lelucon teknologi, kini telah mengukuhkan tempatnya di meja besar keuangan global.
Bank besar kini menawarkan layanan kustodian Bitcoin. Dana lindung nilai yang dulu menertawakannya kini mengalokasikan dana. Dan kini, seorang maximalist emas yang sangat vokal anti-Bitcoin secara tidak langsung mengandalkan performa BTC untuk menjaga imbal hasil obligasinya.
Seiring waktu, Bitcoin memudar dari simbol pemberontakan menjadi infrastruktur dasar. Dan semakin banyak kita menyaksikan pergeseran seperti ini—dari Peter D. Schiff, dari lembaga keuangan besar, dari bank sentral yang mengutak-atik mata uang digital—semakin jelas pula bahwa batas antara penentangan ideologis dan keharusan finansial mulai kabur.
Bitcoin Tidak Peduli
Untuk komunitas Bitcoin, pengungkapan ini adalah kemenangan simbolik. Schiff yang selama ini menjadi musuh bebuyutan kini tak bisa menghindar dari kenyataan: produk keuangannya kini memiliki eksposur pada nasib aset yang selama ini ia cela.
Dan di balik semua ironi ini, satu kebenaran tetap berlaku: Bitcoin tidak peduli apakah Anda mendukung atau menentangnya. Bitcoin hanya berjalan, menarik siapa pun yang mengikuti insentifnya—mau tidak mau.
Bagi para bitcoiner, inilah momen penuh kepuasan yang mempertegas salah satu meme favorit mereka: “Everyone buys Bitcoin at the price they deserve.”
Peter Schiff mungkin belum buy Bitcoin secara langsung. Tapi pasar telah melakukannya atas namanya.
Editor: Cyro Ilan