coinbiograph.com — Dunia DeFi kembali dikejutkan oleh sebuah peristiwa besar pada hari Minggu, ketika seorang pengguna kelas berat alias “paus” kehilangan aset senilai $74 juta dalam bentuk Ethereum (ETH) karena likuidasi otomatis yang dipicu oleh penurunan harga pasar. Dan ini bukan hanya sekadar cerita tentang kerugian pribadi. Ini adalah gambaran nyata tentang bagaimana sistem keuangan terdesentralisasi bisa sangat kejam, bahkan terhadap penggunanya yang paling berpengalaman sekalipun.
Peristiwa ini terjadi di Sky, protokol DeFi yang sebelumnya dikenal sebagai MakerDAO, sebelum mereka melakukan rebranding besar-besaran pada bulan Agustus. Seperti halnya Aave atau Compound, Sky memungkinkan pengguna mengunci aset kripto seperti ETH atau BTC sebagai jaminan untuk meminjam DAI, stablecoin milik mereka sendiri.
Ketika Harga Ethereum Anjlok, Segalanya Berubah Seketika
Ethereum sempat menyentuh titik terendah dalam dua tahun terakhir di $1.431 pada Senin pagi, setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan akan melanjutkan kebijakan tarif ketat terhadap puluhan negara. Pasar global langsung bereaksi. Investor mulai meninggalkan aset-aset berisiko seperti saham dan kripto, beralih ke aset lindung nilai yang lebih konservatif.
Dan seperti yang sering terjadi di dunia DeFi, penurunan harga tidak hanya menyebabkan kerugian di atas kertas. Di Sky, nilai jaminan yang digunakan oleh pengguna—dalam hal ini Ethereum—turun drastis, mendekati nilai pinjaman mereka. Saat itulah sistem kontrak pintar Sky mengambil alih.
Tepat pukul 11 malam waktu London, likuidator mulai menjual ETH milik paus tersebut. Tanpa ampun, aset senilai $74 juta dilikuidasi untuk menutupi pinjaman yang sudah terlalu mendekati batas risiko. Dan semua itu terjadi tanpa satu pun tangan manusia yang ikut campur.
Sifat Otomatisasi yang Tidak Mengenal Ampun
Apa yang terjadi di sini benar-benar memperlihatkan kekuatan (dan risiko) dari DeFi protocols yang otonom. Berbeda dengan sistem keuangan tradisional di mana negosiasi atau restrukturisasi masih mungkin, kontrak pintar dalam DeFi tidak memberi ruang untuk kompromi. Ketika rasio jaminan tidak terpenuhi, algoritma akan bertindak.
Yang membuatnya lebih menyakitkan adalah, paus tersebut sebenarnya bukan satu-satunya yang terancam. Menurut data yang dilaporkan, beberapa peminjam besar lain di Sky juga nyaris mengalami nasib serupa. Bahkan pada akhir Maret, paus yang baru saja terlikuidasi ini sempat hampir gagal bayar bersama satu pengguna lain yang meminjam $41 juta DAI. Keduanya sempat lolos dengan cara membayar sebagian utangnya dan menambah agunan.
Namun tidak kali ini. Kecepatan penurunan harga Ethereum terlalu tinggi. Dan Sky, sebagai lender otomatis, langsung mengeksekusi tanpa ragu.
Paus Lain Bereaksi, Tapi Tidak Semua Berhasil
Cerita lain yang tidak kalah menarik adalah tentang satu paus lain yang memiliki pinjaman sebesar $144 juta DAI. Saat pasar mulai goyah, ia dengan cepat menyuntikkan tambahan 60.000 ETH (senilai hampir $90 juta) ke dalam posisinya untuk menghindari likuidasi. Aksi cepat ini menyelamatkannya—untuk sementara. Menurut kalkulasi, posisinya aman selama harga ETH tidak jatuh di bawah $912, atau penurunan sekitar 38% dari level saat ini.
Ini adalah bentuk nyata dari “permainan bertahan hidup” di dunia DeFi. Pemain besar pun tidak bisa bersantai. Karena jika mereka salah langkah atau lengah, sistem akan langsung mengambil tindakan.