Epic vs Apple: Pelonggaran Aturan App Store Jadi Angin Segar bagi Aplikasi Kripto

Epic vs Apple

Coinbiograph.com — Di balik panasnya kasus antimonopoli yang diajukan Epic Games terhadap Apple, terselip kabar baik yang nggak banyak orang sangka pengembang aplikasi kripto kini punya lebih banyak ruang bernapas di ekosistem iOS—setidaknya di Amerika Serikat. Kamis, (02/05)

Jadi begini ceritanya. Setelah bertahun-tahun digiring ke ranah hukum, Apple akhirnya dipaksa longgar. Pengadilan federal AS memutuskan bahwa Apple telah “sengaja” melanggar perintah dari tahun 2021. Akibatnya? Raksasa Cupertino itu kini harus mengizinkan pengembang untuk menyematkan tautan eksternal, tombol, bahkan ajakan langsung (call-to-action) ke metode pembayaran non-standar. Termasuk, ya—tautan ke pembelian NFT dan barang digital lainnya di luar sistem in-app purchase (IAP) Apple yang selama ini dihargai potongan 30%, dan sekarang jadi 27%.

Bagi pemain kripto, ini bukan cuma soal tautan. Ini soal nafas.

Wojciech Kulikowski, software engineer di Farcaster, menyebut keputusan ini akan membuka jalan bagi lebih banyak eksperimen aplikasi seluler kripto. Ia menyebut ini sebagai peluang lahirnya “kenaikan harga kripto konsumen emas antargenerasi”—kalimat yang mungkin terdengar dramatis, tapi mengandung makna: friksi teknologi dan regulasi yang selama ini menghambat inovasi akhirnya mulai longgar.

Aplikasi Kripto, dari Dilarang ke Dilirik

Realitanya, pasar NFT seperti OpenSea selama ini hanya bisa memberi pengalaman “melihat-lihat” di App Store. Pengguna bisa scroll koleksi, mungkin like atau share. Tapi kalau mau beli? Harus keluar dari aplikasi. Ironis, mengingat daya tarik utama NFT justru ada di aktivitas jual-belinya.

Sementara itu, pemain seperti Magic Eden mencoba akal-akalan dengan menyelipkan browser dalam aplikasi mereka, jadi pengguna bisa membeli NFT tanpa “resmi” melanggar kebijakan Apple. Cara serupa juga dilakukan MetaMask dan Coinbase lewat dompet penyimpanan mandiri.

Dengan perubahan aturan ini, mereka nggak perlu lagi bermain kucing-kucingan.



Namun, sebelum kita selebrasi berlebihan, perlu dicatat: Apple masih menyimpan rem. Pembelian dalam aplikasi tetap harus melalui mekanisme IAP kalau melibatkan konten premium atau peningkatan dalam game. Dan lebih dari itu, aplikasi kripto masih dilarang menawarkan hadiah mata uang untuk menyelesaikan tugas, menjalankan ICO, atau bahkan menambang koin menggunakan perangkat pengguna.

Artinya? Ya, peluang ada. Tapi pagar pembatasnya juga tetap tinggi.

Google Sudah Duluan, Apple Baru Menyusul

Kalau ini terdengar familiar, memang karena Google sudah lebih dulu melakukannya. Tahun 2023, Google memperbarui kebijakan Play Store agar NFT bisa digunakan untuk membuka konten dalam aplikasi—tak peduli NFT-nya dibeli di mana. Transparansi juga ditingkatkan: game blockchain harus mengungkapkan mekanismenya ke pengguna. Langkah ini membuat Google terlihat lebih siap menghadapi gelombang Web3 dibanding Apple yang—jujur saja—masih sangat protektif.

Epic Games, yang memicu seluruh drama ini lewat gugatan antimonopoli mereka sejak 2020, tampaknya berhasil mengangkat diskusi ke level baru. Bukan hanya soal fee atau sistem tertutup, tapi juga soal siapa yang punya hak membentuk masa depan ekosistem aplikasi digital. Ini bukan sekadar pertarungan dua perusahaan besar. Ini soal arah industri teknologi global.

Pelajaran untuk Pengembang dan Pelaku Kripto

Bagi pengembang, momen ini layaknya pembuka pintu yang sebelumnya tertutup rapat. Tapi penting untuk memahami: Apple tetap Apple. Mereka memberi sedikit kelonggaran, namun tetap menjaga temboknya. Jadi sebelum buru-buru meluncurkan fitur baru, pastikan semuanya sesuai dengan pedoman terbaru apple yang berlaku secara geografis. Ya, ini hanya berlaku di etalase Amerika Serikat—untuk saat ini.

Untuk pelaku industri Web3, ini sinyal bahwa perubahan regulasi bisa datang dari tekanan hukum dan pergerakan kolektif. Epic menunjukkan bahwa bila cukup banyak pihak yang menuntut transparansi dan akses terbuka, bahkan raksasa seperti Apple bisa bergeser.

Masih terlalu dini untuk mengatakan apakah ini awal dari era baru. Tapi satu hal pasti: pengembang kripto kini tidak lagi 100% dikekang di App Store. Dan itu, dalam dunia Web3, adalah kabar besar.


Ditulis oleh tim redaksi Coinbiograph.com — mengikuti perkembangan Apple, Epic, dan blockchain agar Anda tidak ketinggalan momentum penting di dunia teknologi.

Editor: Cyro Ilan

Disclaimer:

"Informasi di Coinbiograph hanya sebagai referensi, bukan saran investasi. Artikel ini tidak mendukung pembelian atau penjualan kripto tertentu.

Perdagangan keuangan, termasuk cryptocurrency, selalu berisiko. Risetlah sebelum berinvestasi. Keputusan ada pada Anda.

Gunakan platform resmi yang legal, terutama di Indonesia. Pilih platform kripto yang terdaftar oleh BAPPEBTI dan OJK klik disini."

Share:

Topics

Cyro Ilan

Cyro Ilan adalah penulis dan analis sekaligus CEO di Coinbiograph, media yang membahas dunia kripto dan blockchain. Saya dikenal karena gaya tulisannya yang jelas dan informatif, membantu pembaca kami memahami teknologi dan peluang di balik aset digital.

Also Read