Sebuah langkah besar namun terkesan sunyi dilakukan pada hari Senin. Tether dan Bitfinex, dua raksasa crypto yang selalu jadi bahan pembicaraan industri, baru saja mengirim Bitcoin senilai $2,7 miliar ke dompet perusahaan yang hampir tidak dikenal publik: Twenty One Capital.
Bukan perusahaan biasa. Twenty One Capital, dipimpin oleh Jack Mallers ya, CEO Strike itu adalah kendaraan investasi yang segera go public di Nasdaq lewat merger SPAC bersama Cantor Equity Partners (CEP). Gerakan strategis ini tampaknya menyimpan ambisi besar: menjadi MicroStrategy baru, namun dengan pendekatan yang lebih modern, lebih terencana, dan mungkin lebih menggigit.
Sebuah Transfer Raksasa yang Tak Bisa Diabaikan
25.812 BTC. Nilainya saat itu sekitar $2,7 miliar. Dan semuanya masuk ke satu alamat dompet baru. CEO Tether Paolo Ardoino, yang juga CTO Bitfinex, mengonfirmasi langkah ini langsung di X (dulu Twitter). Ini bukan transfer biasa ini adalah bentuk pra-pendanaan konversi awal. Dalam bahasa sederhananya, Twenty One Capital sedang mengumpulkan bahan bakar sebelum peluncuran besar mereka.
Tether Group diketahui telah mengirim 4.812,22 BTC ke dompet Bitcoin dengan alamat bc1qzup4k7zn9jur7a8kz0dnaernzyf60h8ez6s9cpmp23wfw5djhvusd4p0v3. https://t.co/eQLCjdvVyD pic.twitter.com/GD6SWWzp0F
— Coinbiograph © (@coinbiograph) June 3, 2025
Lebih dari sekadar investasi, ini adalah penegasan posisi Tether dan Bitfinex dalam lanskap keuangan baru yang memadukan aset kripto dengan mekanisme pasar modal tradisional. Dan, perlu dicatat, bukan cuma mereka yang masuk. SoftBank dan Cantor Fitzgerald juga ada di balik layar, memberikan dukungan modal dan kredibilitas.
Transparansi yang Jarang Terlihat di Dunia Crypto
Jack Mallers, yang sejak awal dikenal sebagai pendukung kuat Bitcoin dan keuangan terbuka, mengatakan bahwa semua transfer ini akan diaudit publik. Bukti cadangan (proof-of-reserves) akan dibagikan. Bahkan alamat dompet Bitcoin-nya dibuka ke publik sesuatu yang jarang sekali dilakukan oleh perusahaan yang bermain di skala miliar dolar.
Dan ini baru permulaan. Mallers menyebutkan bahwa total BTC yang akan dikirim bisa mencapai sekitar 31.500 BTC. Itu berarti masih ada sekitar 5.700 BTC lagi yang sedang menunggu giliran. Sebagian dari dana itu, menariknya, dikirim oleh Tether atas nama SoftBank.
Texas Diam-Diam Siapkan Cadangan Bitcoin, Apa Tujuannya?
Texas, negara bagian dengan sejarah panjang dalam hal minyak dan kebebasan, tampaknya…
“MicroStrategy 2.0” dengan Sentuhan Wall Street
Strategi Twenty One Capital terinspirasi oleh langkah MicroStrategy—perusahaan teknologi yang dipimpin oleh Michael Saylor yang telah mengubah dirinya menjadi Bitcoin vault. Tapi alih-alih membeli secara diam-diam atau bertahap, Twenty One Capital datang dengan dana besar dan niat terbuka.
Perusahaan ini juga memiliki rencana mengumpulkan tambahan $100 juta lewat obligasi konversi. Obligasi ini dapat dikonversi menjadi saham, lalu digunakan untuk membeli lebih banyak Bitcoin. Sinyalnya jelas: Bitcoin sebagai aset utama perbendaharaan korporat, bukan lagi sebagai eksperimen.
Dan pasar menyambut dengan antusias. Saham CEP naik 7% menjadi $43 setelah kabar ini mencuat, bahkan sempat menyentuh $59,75. Ini belum IPO resminya, tapi antusiasme sudah terasa.
Apa Artinya untuk Ekosistem?
Dari kacamata Coinbiograph.com, ini adalah momen penting yang bisa membuka jalan bagi perusahaan-perusahaan publik lain untuk menjadikan Bitcoin sebagai cadangan kas mereka. Jika sebelumnya langkah seperti ini dianggap terlalu berisiko atau terlalu “crypto-native,” kini kita melihat gabungan antara lembaga Wall Street, pionir fintech, dan raksasa stablecoin bersatu dalam satu proyek.
Selain itu, langkah seperti ini juga bisa memperbesar volatilitas jangka pendek, apalagi jika harga BTC mengalami penurunan dan posisi leverage mereka diuji. Tapi, seperti yang sudah terjadi berulang kali dalam sejarah Bitcoin: mereka yang masuk lebih awal dan siap bertahan, biasanya keluar sebagai pemenang.
Satu hal yang pasti: Twenty One Capital bukan hanya sedang membeli Bitcoin. Mereka sedang menulis ulang peta kekuatan keuangan di era digital.
Dan kita semua sedang menonton dari barisan depan.
Editor: Cyro Ilan