MARA Kumpulkan $2 Miliar untuk Beli Bitcoin: Strategi Jenius atau Taruhan Berisiko?

Coinbiographers inget banget pertama kali dengar soal perusahaan yang ngejual saham demi beli Bitcoin, rasanya kayak strategi gila yang cuma bisa kepikiran sama orang-orang super optimis di dunia kripto. Tapi kenyataannya? Ini bukan lagi hal baru, dan sekarang MARA (dulunya Marathon Digital) ikut main besar dengan rencana penggalangan dana senilai $2 miliar.

MARA baru aja ngumumin lewat pengajuan SEC bahwa mereka udah teken kesepakatan ATM (At-the-Market) dengan beberapa raksasa keuangan kayak Barclays Capital, BMO Capital Markets, BTIG, dan Cantor Fitzgerald. Dengan skema ini, mereka bisa ngejual saham MARA senilai hingga $2 miliar dari waktu ke waktu. Uangnya? Bakal dialokasikan buat “tujuan umum perusahaan, termasuk akuisisi Bitcoin dan untuk modal kerja.” Dalam bahasa sederhana, mereka bakal beli lebih banyak BTC dan ngejalanin bisnisnya lebih agresif.

Kalau dilihat sekilas, langkah ini mirip sama yang pernah dilakukan oleh MicroStrategy di bawah kepemimpinan Michael Saylor. MicroStrategy sendiri udah ngerubah akumulasi Bitcoin jadi identitas perusahaannya dan sekarang pegang lebih dari 506.137 BTC di neraca keuangan mereka. MARA masih jauh di belakang dengan 46.374 BTC, tapi dengan tambahan $2 miliar ini, siapa tahu mereka bisa mendekat.

Tapi tentu aja, strategi kayak gini bukannya tanpa risiko. Per 28 Maret, saham MARA turun 8,58% ke $12,47, kemungkinan karena investor masih wait-and-see, apalagi dengan kondisi ekonomi makro yang penuh ketidakpastian. Bitcoin sendiri juga turun sekitar 2,4% dalam 24 jam terakhir, diperdagangkan di angka $81.416,81 menurut CoinGecko. Jadi, pertanyaan besarnya: apakah ini langkah yang cerdas atau justru berisiko besar?

CEO MARA, Fred Thiel, sebelumnya udah bilang kalau mereka bakal ngejalanin strategi “HODL penuh,” artinya mereka nggak akan ngejual BTC yang ditambang dan malah berencana buat beli lebih banyak di pasar terbuka. Ini jelas menunjukkan komitmen MARA buat menjadikan Bitcoin sebagai aset utama mereka.

Yang menarik, keputusan ini datang nggak lama setelah mereka melaporkan rekor pendapatan untuk Q4 2024. Pendapatan mereka naik 37% YoY jadi $214,4 juta, sementara laba bersihnya meledak 248% ke $528,3 juta. Padahal, produksi BTC mereka sempet turun 27% akibat halving April lalu. Artinya? Harga Bitcoin yang terus naik masih bisa nutupin efek negatif dari produksi yang lebih rendah.

Jadi, kalau kamu percaya bahwa Bitcoin bakal terus naik dalam jangka panjang, strategi MARA ini bisa dibilang sebagai langkah brilian. Tapi kalau kamu skeptis atau ngeliat volatilitas sebagai ancaman besar, kamu mungkin bakal ngeliat ini sebagai pertaruhan besar yang bisa aja berakhir nggak sesuai ekspektasi.

Bagaimana menurut kamu? Apakah strategi MARA ini bakal jadi jackpot besar atau justru jebakan buat para investor?

Disclaimer:

"Informasi di Coinbiograph hanya sebagai referensi, bukan saran investasi. Artikel ini tidak mendukung pembelian atau penjualan kripto tertentu.

Perdagangan keuangan, termasuk cryptocurrency, selalu berisiko. Risetlah sebelum berinvestasi. Keputusan ada pada Anda.

Gunakan platform resmi yang legal, terutama di Indonesia. Pilih platform kripto yang terdaftar oleh BAPPEBTI dan OJK klik disini."

Share:

Also Read