Bitcoin Core Pecah Pandangan: Sensor atau Kebebasan Data?

Bitcoin Core

Ketika Idealisme Bitcoin Bertabrakan dengan Kenyataan Teknis

Pada 6 Juni, komunitas Bitcoin terbelah dua. Bukan soal harga, bukan soal ETF. Tapi soal sesuatu yang lebih mendasar, apa sebenarnya makna dari kebebasan dalam jaringan Bitcoin?

Sebuah pernyataan bersama dari 31 pengembang Bitcoin Core menyulut bara perdebatan yang selama ini hanya membara di pinggir diskusi tentang relai transaksi dan batas data. Dalam dokumen tersebut, para pengembang menyatakan bahwa mereka tidak berada dalam posisi untuk memaksakan kebijakan apa pun kepada pengguna Bitcoin. Dan lebih penting lagi, mereka menyiratkan bahwa menghapus batas data 80-byte dalam relai transaksi bukanlah pengkhianatan, melainkan langkah alami dalam evolusi perangkat lunak.

Bagi sebagian komunitas, langkah itu dianggap logis. Tapi bagi sebagian lainnya, keputusan ini terdengar seperti menyalakan pelita bagi spam dan penyalahgunaan blockchain. Pertanyaannya: siapa yang benar?

Relay Transaksi: Hal Teknis yang Kini Jadi Isu Ideologis

Sampai beberapa minggu lalu, kebijakan relay mekanisme di mana node Bitcoin menyebarkan transaksi ke jaringan mungkin hanya dikenal oleh developer, miner, dan nerd teknikal. Tanggal 05 Mei membuat pengumuman kontributor jaringan Bitcoin, ketika batas 80-byte data dihapus, itu bukan lagi urusan teknis semata. Ini tentang arah masa depan Bitcoin.

Sederhananya, batasan ini sebelumnya dimaksudkan untuk mendorong efisiensi jangan jadikan blockchain sebagai Dropbox. Tapi realitasnya? Banyak yang sudah lama menyiasatinya. Dari inskripsi Ordinals hingga NFT berbasis Bitcoin, segalanya sudah masuk ke dalam blok.



“Jadi kalau larangan itu tidak lagi efektif, kenapa dipertahankan?” begitu kira-kira logika dari pengembang inti.

Dalam pernyataan resminya, mereka menyebutkan bahwa transaksi non-finansial tak bisa begitu saja dianggap sebagai spam. Selama ada permintaan dan biaya dibayar, siapa kita untuk menentukan niat transaksi?

Kebebasan Finansial atau Kebebasan Tak Terbatas?

Nah, di sinilah perdebatan menjadi personal.

Luke Dashjr, tokoh lama di dunia Bitcoin dan pencipta Bitcoin Knots, menyebut perubahan ini sebagai penyimpangan. “Membantu penyebaran spam adalah hal yang berbahaya,” tulisnya di X, platform yang dulunya dikenal sebagai Twitter.

Pendukungnya menyuarakan hal serupa: bahwa memberi ruang bagi segala jenis data di blockchain adalah “menyerah” pada spam dan pada akhirnya membebani node, membatasi skalabilitas, dan ironisnya memusatkan jaringan.

Kalimat pedas dari salah satu Bitcoiner cukup mewakili ketegangan: “Ini Bit’Coin’, bukan Bit’Bucket’. Blockchain ini untuk uang, bukan untuk sampah data.”

Namun di sisi lain, tokoh seperti Jameson Lopp membela pengembang. Menurutnya, justru prinsip resistensi terhadap penyensoran Bitcoin-lah yang sedang dijaga. Kita tidak bisa begitu saja menyebut sesuatu spam hanya karena tidak kita setujui. Jika transaksi itu membayar biaya, jika ada penambang yang bersedia memprosesnya, maka ia sah sesuai dengan logika pasar bebas.

Pasar Biaya: Wasit Tak Kasat Mata

Inilah titik penting dari narasi pengembang: mereka bukan sedang mendukung penyalahgunaan. Mereka hanya sedang menyesuaikan kebijakan teknis agar tetap netral, dan menyerahkan seleksi alam kepada fee market.

Kalau pengguna ingin menyisipkan data besar ke dalam transaksi, mereka harus membayar mahal. Dan jika itu tidak sepadan, pasar akan menolak mereka. Itu saja.

Mirip seperti konsep pembatasan jalan: bukan menutup akses, tapi mengenakan tarif tol. Jadi, kalau ada yang bilang ini pemborosan pengembang menanggapi, “biarkan pasar yang menilai.”

Apa Dampaknya ke Depan?

Debat ini lebih dari sekadar argumen antara dua kelompok. Ini membuka celah dalam konsensus ideologis Bitcoin. Dulu, semua orang sepakat bahwa Bitcoin adalah tentang kebebasan finansial dan resistensi sensor. Tapi ketika kebebasan itu bertabrakan dengan batasan teknis dan niat penggunaan yang berbeda apakah tetap sah?

Apakah kebebasan itu berarti membiarkan siapa pun menggunakan jaringan untuk apapun, asalkan membayar? Ataukah harus ada batasan agar Bitcoin tetap menjadi “uang”?

Penghapusan batasan data untuk relay transaksi mungkin tidak langsung berdampak ke dompet digital kita atau ke grafik harga minggu ini. Tapi ini menggeser fondasi—bahwa node, pengguna, dan penambang memiliki lebih banyak kuasa daripada developer. Dan mungkin, itulah pelajaran terbesar dari kontroversi ini.


Editor: Niken Nirmala

Disclaimer:

"Informasi di Coinbiograph hanya sebagai referensi, bukan saran investasi. Artikel ini tidak mendukung pembelian atau penjualan kripto tertentu.

Perdagangan keuangan, termasuk cryptocurrency, selalu berisiko. Risetlah sebelum berinvestasi. Keputusan ada pada Anda.

Gunakan platform resmi yang legal, terutama di Indonesia. Pilih platform kripto yang terdaftar oleh BAPPEBTI dan OJK dan daftar aset kripto resmi di Indonesia dan legal"

Share:

Related Topics

Niken Nirmala

Saya adalah Niken Nirmala asal Indonesia, hobi menulis

Also Read