Siapa yang Menahan Bitcoin? Misteri Harga BTC yang Tidak Bergerak Meski Miliaran Masuk

Holding Bitcoin

Ada sesuatu yang aneh di pasar Bitcoin. Setiap minggu, miliaran dolar masuk lewat ETF raksasa seperti BlackRock dan Fidelity. Perusahaan publik, manajer aset, dan bahkan negara membeli BTC dalam jumlah yang belum pernah kita lihat sebelumnya.

Tapi… harganya?

Nyaris tidak bergerak.

Dan itu bikin resah.

Seorang Bitcoiner dengan nama pengguna Bitcoin Cam, ia melontarkan satu pertanyaan sederhana di Twitter/X:

“Dapatkah seseorang menjelaskan kepada saya mengapa perusahaan membeli bitcoin senilai miliaran dolar setiap minggu dan harganya hampir tidak berubah selama 6 bulan terakhir?”

Responsnya: 1.300+ balasan, 800.000+ tayangan. Bahkan Peter Schiff, tokoh anti-Bitcoin legendaris, ikut nyinyir. Ia bilang, “Para paus menjual ke para pembeli baru itu. Selesai.”

Tapi satu jawaban dari akun bernama SightBringer ia di X langsung membuat mata komunitas crypto terbuka.

“Mereka membeli miliaran dolar dan harganya tidak berubah karena ini bukan lagi pasar — ini ruang pembakaran yang terkendali.”

Kita semua ingin tahu apa maksudnya. Dan setelah ditelusuri… penjelasannya masuk akal. Bahkan, mungkin ini adalah teori paling meyakinkan tentang kenapa harga Bitcoin ngotot stagnan.

Mari kita bongkar satu per satu.

1. Arus ETF Itu Nyata. Tapi Koinnya Dikunci, Bukan Diputar.

ETF seperti IBIT dari BlackRock dan FBTC dari Fidelity bukan cuma alat spekulasi. Mereka menyerap bitcoin asli, disimpan di cold storage, dan tidak diperdagangkan lagi.

Artinya? Likuiditas menurun.

Ketika koin-koin ini dikunci dalam brankas ETF, mereka keluar dari sirkulasi. Itu artinya… tekanan beli tinggi, tapi tidak bisa mendorong harga, karena penjualnya tidak ada.

Lucunya, dalam dunia normal, ini akan bikin harga meledak. Tapi yang ini tidak. Kenapa?

2. Likuiditas Bursa = Ilusi. Banyak “Bitcoin Kertas.”

SightBringer menyebut banyak bursa besar menjalankan perdagangan pecahan cadangan. Artinya, yang diperdagangkan bukan bitcoin asli, tapi semacam “IOU BTC” janji akan BTC, bukan BTC itu sendiri.

Mirip seperti pasar emas di masa lalu: Anda pikir punya emas, tapi sebenarnya hanya punya kertasnya.

Jadi meski volume besar terlihat di grafik, sangat sedikit BTC sungguhan yang berpindah tangan. Ini sebabnya harga bisa stagnan walau aliran dana masuk begitu deras.

3. Paus Tidak Menjual di Bursa. Mereka Memutar Pasokan Lama Secara Diam-diam.

Sekarang mari kita bicara soal paus. Ini yang bikin Peter Schiff nyaris benar… tapi tetap salah arah.

Para paus — penambang awal, dompet OTC, dan institusi lama — tidak menjual secara publik. Mereka menjual langsung ke pembeli besar lewat jalur pribadi (OTC desk).

Hasilnya? Permintaan besar dipenuhi tanpa memicu harga.

Glassnode bahkan melaporkan bahwa pada April saja, dompet besar membeli lebih dari 300% dari total pasokan BTC baru yang ditambang. Angka itu gila. Dan semua itu terjadi tanpa lonjakan harga signifikan.

4. Volatilitas Sengaja Ditekan. Institusi Butuh Stabilitas.

Masuk akal jika BlackRock dan rekan-rekannya tidak menginginkan harga Bitcoin naik-turun 30% per minggu. Mereka butuh kestabilan.

Kenapa?

Karena mereka punya klien institusional yang butuh proses integrasi ke neraca keuangan, jalur kepatuhan, dan sistem pajak.

Mereka bahkan lebih suka Bitcoin membosankan. Karena makin bisa diprediksi, makin besar peluangnya diadopsi sebagai aset kelas institusional.

Dan ya, data menunjukkan volatilitas BTC sedang pada titik terendah selama bertahun-tahun.



5. Wabah Harga Sudah Direncanakan. Dan Ketika Terjadi, Tidak Ada Jalan Kembali.

SightBringer menyebut ini “the last suppression.” Penundaan terakhir.

Ketika akhirnya pergerakan dimulai, itu bukan sekadar bull run biasa. Itu adalah transisi status Bitcoin, dari spekulasi menuju aset global yang tidak bisa diabaikan.

Dan saat itu tiba, kita mungkin tidak akan pernah melihat harga di bawah $100K lagi.

Jadi Siapa yang Menahannya?

Pertanyaan besar bukan lagi “Kenapa harga tidak naik?”

Tapi:

“Siapa yang memastikan harga tidak naik… dan kenapa?”

Ada spekulasi bahwa segalanya sedang dikondisikan untuk akumulasi diam-diam. Agar saat lonjakan tidak terhindarkan itu terjadi, mereka yang sudah siaplah yang untung besar. Dan sisanya? Ya… menyesal di bangku penonton.

Para analis independen mulai percaya bahwa Bitcoin tidak lagi bermain di liga spekulan ritel. Ini sudah masuk babak baru ekonomi makro, likuiditas global, dan manuver geopolitik.

Cryptocurrency Prices by Coinbiograph

Jadi ketika harga tidak bergerak meski miliaran masuk?

Bukan karena tidak ada aksi.
Tapi karena semuanya sudah diatur.


Editor: Cyro Ilan

Join Telegram Community

Disclaimer:

"Informasi di Coinbiograph hanya sebagai referensi, bukan saran investasi. Artikel ini tidak mendukung pembelian atau penjualan kripto tertentu.

Perdagangan keuangan, termasuk cryptocurrency, selalu berisiko. Risetlah sebelum berinvestasi. Keputusan ada pada Anda.

Gunakan platform resmi yang legal, terutama di Indonesia. Pilih platform kripto yang terdaftar oleh BAPPEBTI dan OJK dan daftar aset kripto resmi di Indonesia dan legal"

Share:

Related Topics

Cyro Ilan

Cyro Ilan adalah penulis dan analis sekaligus CEO di Coinbiograph, media yang membahas dunia kripto dan blockchain. Saya dikenal karena gaya tulisannya yang jelas dan informatif, membantu pembaca kami memahami teknologi dan peluang di balik aset digital.

Also Read