Satu pekan lalu, nama Sahara AI membelah dan mencuat percakapan komunitas kripto seperti pisau panas. Semua mata tertuju pada proyek kecerdasan buatan terdesentralisasi ini, terutama setelah pengumuman listing di Binance dan lonjakan harga yang menakjubkan. Tapi seperti kebanyakan cerita mendebarkan di dunia Web3, euforia Sahara berumur pendek.
Pada 26 Juni 2025, token SAHARA sempat mencatatkan harga tertinggi sepanjang masa (ATH) di $0,3264. Hanya dalam beberapa jam, harga tersebut berubah menjadi sejarah. Kini, berdasarkan data terkini dari CoinMarketCap, SAHARA diperdagangkan di angka $0,08325, merosot lebih dari 73% dari puncaknya. Kapitalisasi pasar pun ikut susut ke $169,8 juta, menempatkan Sahara di posisi #192.

Dan ironisnya? Koreksi tajam ini justru terjadi setelah koin ini diumumkan masuk ke bursa-bursa besar, termasuk Binance, Bybit, OKX, dan Upbit.
“Volatilitas ini bukan hal yang aneh ketika kita bicara tentang listing besar,” tulis analis teknikal anonim @chainwatcherX di platform X (sebelumnya Twitter). “Tapi penurunan secepat ini adalah sinyal bahwa ada tekanan jual masif—mungkin dari early buyers atau vesting schedule yang belum publik.”
Tekanan Datang dari Banyak Arah
Sahara AI saat ini memiliki suplai beredar sekitar 2,04 miliar token (20,4%) dari total 10 miliar. Nilai terdilusi penuh (FDV)-nya masih berada di kisaran $832 juta, memberi gambaran akan potensi pelepasan token yang belum beredar. Dengan kata lain: tekanan jual belum tentu usai.
Data dari CoinMarketCap menunjukkan bahwa volume perdagangan 24 jam SAHARA menembus angka $337 juta, dengan distribusi yang cukup merata di berbagai pasangan mata uang. Misalnya:
- SAHARA/USDT: ~$0,0832
- SAHARA/BTC: ~0,0000007823 BTC
- SAHARA/BNB: ~0,0001242 BNB
- SAHARA/SAR: ~0,3135 SAR
- SAHARA/BDT: ~10,22 BDT
- SAHARA/RUB: ~6,48 RUB
Volume tinggi biasanya diasosiasikan dengan minat beli… atau jual. Dalam kasus ini, data dan grafik menunjukkan yang terakhir lebih dominan. Bahkan di pasar seperti Turki (TRY) dan Korea Selatan (KRW), tekanan distribusi sangat nyata.
Narasi AI Masih Kuat, Tapi Apakah Cukup?
Sahara AI menonjol karena posisinya sebagai “AI terdesentralisasi berbasis Ethereum.” Konsepnya futuristik, dan dalam kondisi pasar yang bullish, proyek seperti ini bisa jadi magnet besar. Tapi di kondisi sekarang? Narasi saja tak cukup.
“Kita melihat banyak proyek AI bermunculan. Tapi pasar mulai jenuh. Mereka tak hanya mencari cerita bagus, tapi bukti nyata,” ujar Rana F., analis Web3 dari Coinbiograph.com.
Dari perspektif teknikal, support kritis berada di kisaran $0,075. Jika level ini tembus, bukan tak mungkin SAHARA akan menguji kembali titik harga IPO-nya. Sebaliknya, jika volume beli muncul kembali, bisa terjadi pantulan cepat—meskipun sifatnya mungkin hanya jangka pendek.
Apa yang Bisa Dipetik?
Kisah Sahara adalah pengingat yang menohok bagi semua investor: lonjakan harga bukan jaminan fundamental kuat. Dan masuk di puncak hype bisa jadi keputusan yang mahal.
Ada pelajaran penting di sini: sebelum ikut euforia proyek “AI terbaru”, ada baiknya mengecek struktur tokenomik, jadwal vesting, dan sentimen pasar makro.
Beberapa investor memilih untuk melakukan DCA (Dollar Cost Averaging) sambil menunggu pasar menstabilkan diri. Yang lain menarik diri, menyebut SAHARA sebagai contoh “pump and dump” klasik. Terlalu dini untuk menilai, tapi dinamika ini akan menguji daya tahan komunitas proyek tersebut.
Kita belum tahu apakah Sahara akan bangkit kembali atau perlahan memudar ke posisi bawah daftar. Tapi yang jelas, proyek ini telah memberi kita semua pelajaran berharga tentang bagaimana hype dan realita bertabrakan di dunia kripto.
Terus ikuti liputan dan pembaruan investigatif kami di Coinbiograph.com. Di tengah hiruk-pikuk pasar digital, narasi boleh berganti—tapi data tetap bicara.
Edito: Cyro Ilan